宇宙海賊の日記

November 24, 2013

[fanfic][Kamen Rider Gaim][Hase/Jounouchi] untitled (2)

Filed under: Uncategorized — Tags: , , , , , — uchuukaizoku @ 21:29

Seumur hidup mengenal Jounouchi Hideyasu, baru kali ini Hase Ryoji melihat sisi lain Jounouchi. Sisi lain tersebut muncul ketika Hase sedang terbaring – atau lebih tepatnya dipaksa berbaring oleh Jounouchi – di atas futon-nya gara-gara combo demam dan flu. Memang keduanya bukan penyakit mematikan, tapi jelas merepotkan. Flatnya yang biasa berantakan jadi seperti kapal pecah setelah tidak dibereskan selama berhari-hari.

Di saat flatnya berada dalam keadaan yang paling mengenaskan itulah Jounouchi muncul dengan bonus bentakan pedas ketika Hase membukakan pintu untuknya.

“Bagaimana kau mau sembuh kalau kau tidur dikelilingi sampah seperti ini?”

Hase mengkeret disembur seperti itu. Jelas, dia sama sekali tidak siap menghadapi bentakan itu. Apalagi ia merasa Jounouchi memberikan penekanan ekstra pada kata ‘sampah’ itu.

Sisi positifnya, Hase mendapati flatnya dalam kondisi bersih dan rapi pasca-kedatangan Jounouchi. Ia bahkan mendapatkan bonus berupa makanan masak yang rasanya enak. Untuk yang satu ini, Hase jelas bersyukur. Pasalnya, selama beberapa hari terakhir ia hanya mengkonsumsi makanan instan yang gizinya nol besar. Selain membuatkan makanan, Jounouchi juga mengisi kulkasnya dengan daging dan sayuran serta buah-buahan sampai penuh.

Baru kali ini Hase tahu kalau Jounouchi sangat telaten dalam memasak dan membersihkan rumah. Ia pernah mengunjungi apartemen Jounouchi sebelumnya tapi ia tidak tahu kalau Jounouchi sendiri yang membersihkannya. Dan baru kali ini pula Hase tahu kalau Jounouchi sangat cerewet dalam urusan kerapian. Seharusnya ia sudah bisa menduga tentang yang satu ini dari penampilan Jounouchi yang selalu rapi setiap kali Hase melihatnya. Hanya saja, melihat prosesnya dengan mata kepala sendiri membuatnya sedikit melongo. Jounouchi sepertinya amat terobsesi pada kerapian.

“Terima kasih karena sudah datang hari ini” kata Hase ketika Jounouchi pamit malam itu. Keduanya sedang berdiri di depan pintu flat Hase. Jounouchi menenteng beberapa kantong besar berisi sampah yang hendak dibuangnya di bawah.

“Sama-sama.”

Karena lampu belum dihidupkan, Hase tidak bisa melihat wajah Jounouchi dengan jelas. Meski demikian, Hase bersumpah kalau ia melihat wajah Jounouchi sedikit memerah.

“Hati-hati di jalan.”

Ya ampun, kenapa dia jadi bicara seperti itu? Apa gara-gara ia merasa telah melihat wajah Jounouchi memerah lalu ia jadi sentimental seperti itu? Mereka berdua sama-sama laki-laki. Mengucapkan kalimat itu terasa sangat… memalukan (Hase sendiri merasa kalau kata tersebut tidak terlalu pas untuk mendeskripsikan apa yang ia rasakan tapi ia tidak tahu kata apa yang paling cocok saat itu).

“Cepat sembuh, Hase-chan. Semua menunggumu kembali” kata Jounouchi. Ia menoleh ke kanan dan kiri sebelum mendekatkan wajahnya untuk mengecup pipi Hase.

Ciuman lembut di pipinya membuat Hase tersentak. Bukan karena ia tidak terbiasa menerima ciuman Jounouchi tapi karena ciuman itu begitu lembut. Kalau biasanya ia merasakan nafsu Jounouchi yang membara pada saat mencium bibirnya, kali ini ia bisa merasakan perasaan Jounouchi.

Setelah melepaskan bibirnya dari pipi Hase, Jounouchi mengacak-acak pelan rambut Hase yang berantakan dan berlalu. Hase masih berdiri melongo sampai semenit lamanya sebelum ia menutup pintu flatnya.

Hase merasakan jantungnya yang berdebar kencang setelah dicium Jounouchi. Ia selalu berdebar-debar setiap kali Jounouchi menciumnya tapi debar jantungnya kali ini terasa berbeda. Ia memejamkan mata dan merasakan sesuatu yang hangat menjalari dirinya. Ia tidak yakin dengan apa yang ia rasakan tapi ia merasa luar biasa senang malam itu.

Di luar sana, Jounouchi membuang plastik berisi sampah dari tempat Hase sambil mengomel pelan.

“Dasar bocah besar yang merepotkan…”

Ia menengadahkan kepalanya menatap langit yang bertaburan bintang dan tersenyum sendiri.

Oyasumi, big boy…” bisiknya.

Originally posted here. Tadinya gue bermaksud menulis fanfic pendek saja… eh, nggak tahunya kebablasan dan jadinya (lagi-lagi) CHEESY!! -_____-;;;

[fanfic][Kamen Rider Gaim][Hase/Jounouchi] untitled

Jounouchi Hideyasu mengerutkan keningnya untuk yang kesekian kalinya hari itu. Ia bolak-balik melemparkan pandangan kesal ke arah Hase Ryoji yang meringkuk di balik selimut tebalnya dan tumpukan barang yang menggunung di berbagai tempat di dalam flat Hase yang sempit. Sesekali terdengar suara bersin Hase yang memecahkan keheningan flat tersebut.

Sudah sejak dua jam yang lalu Jounouchi membersihkan flat Hase yang – demi Tuhan, Jounouchi lebih suka menyebutnya kandang hamster – berantakan dari ujung ke ujung. Pakaian kotor bertebaran di lantai – termasuk pakaian dalam Hase, tentunya – dan barang-barang berserakan di sana-sini. Itu masih ditambah dengan kotak-kotak makanan instan yang dibiarkan menumpuk di atas meja makan Hase yang hanya cukup untuk dua orang. Flat tersebut seperti habis terkena hantaman topan saja.

Tadinya ia sama sekali tidak berniat datang ke flat ini. Di hari yang cerah itu, ia lebih memilih untuk berlatih menari bersama anak-anak tim Invitto. Ia sudah memikirkan berbagai gerakan baru yang cocok untuk dimasukkan ke dalam tarian mereka. Jounouchi yakin kalau timnya bisa mengalahkan tim Gaim dan Baron dengan gerakan-gerakan tersebut. Apesnya, belum sempat ia memulai latihan, anggota tim Raid Wild menghampirinya dan memintanya pergi menjenguk Hase yang sudah tiga hari tidak muncul karena sakit.

Tentu saja, Jounouchi menolak permintaan tersebut mentah-mentah.

“Aku tidak punya waktu untuk itu” jawabnya ketus.

Anggota tim Raid Wild sama saja keras kepalanya dengan Hase. Mereka terus meminta kepada Jounouchi agar ia mau pergi menjenguk Hase.

“Kami sudah ke sana beberapa kali tapi Hase-san tidak mau membuka pintunya. Kami pikir satu-satunya orang yang bisa menemuinya adalah Jounouchi-san…”

Ketika kalimat sakti tersebut diucapkan, hati Jounouchi sedikit melunak. Belum lagi ketika gadis-gadis anggota timnya juga memintanya untuk menjenguk Hase.

Dan yang menantinya di flat Hase adalah kehororan yang membuatnya bergidik ngeri. Hase memang masih hidup tapi tumpukan sampah yang menggunung di flat tersebut langsung membuatnya naik pitam.

“Bagaimana kau mau sembuh kalau kau tidur dikelilingi sampah seperti ini?” bentaknya dengan suara menggelegar ketika Hase baru membukakan pintu untuknya. Hase tampak terkejut disemprot seperti itu.

Belum sempat Hase mempersilahkan Jounouchi untuk masuk, pemuda berambut cokelat itu langsung merangsek masuk seperti mobil panser. Dengan ujung jarinya, ia menyentuh permukaan meja makan Hase. Ada sedikit debu yang mengotori jarinya. Kekesalannya memuncak.

Ia menoleh ke arah Hase dan menatap pemuda berambut hitam yang sedang demam dan flu tersebut dengan pandangan sadis.

“Sudah makan?” tanyanya dingin.

Hase menggelengkan kepalanya.

“Aku akan memasakkan bubur untukmu. Sementara aku memasak bubur, kau duduk di sana” perintahnya sambil menunjuk meja makan Hase. “Jangan bergerak kesana kemari selama aku membereskan tempat ini.”

Dengan cekatan (ditambah wajah bersungut-sungut kesal), Jounouchi mulai memasak bubur. Sementara menunggu buburnya masak, ia mengumpulkan semua pakaian kotor Hase dan menjejalkannya secara paksa ke dalam mesin cuci mungil yang ada di dekat kamar mandi.

Buburnya matang ketika Jounouchi selesai mencuci pakaian Hase. Sementara Hase makan, Jounouchi menjemur pakaian yang baru saja dicucinya. Setelah Hase menghabiskan buburnya, Jounouchi memerintahkannya untuk berganti pakaian dan berbaring di futon yang seprainya sudah diganti.

Sambil berbaring di futon, Hase melihat bagaimana Jounouchi membersihkan flatnya dengan telaten. Meski memasang wajah kesal, Jounouchi tidak berkomentar apapun. Pemuda berambut cokelat itu memasukkan semua sampah yang ditemukannya ke dalam kantong plastik besar dan meletakkan kantong-kantong tersebut di dekat pintu masuk. Setelah itu, ia mulai menyapu.

Hase menatap flatnya dengan pandangan takjub setelah Jounouchi selesai menyapu. Flat tersebut terlihat berbeda. Dan satu-satunya tempat yang belum dijamah Jounouchi hanyalah meja kecil yang biasa digunakan Hase untuk menonton televisi dan membaca buku. Di atas meja tersebut, masih ada tumpukan buku dan majalah yang baru dibaca Hase selama beberapa hari terakhir.

“Ini yang terakhir” kata Jounouchi. Ia bergerak ke arah meja tersebut dan mulai merapikannya.

Raut wajah Jounouchi berubah ketika ia melihat buku yang diletakkan Hase di bawah tumpukan majalah. Ia menoleh dan menatap Hase dengan pandangan yang… entahlah, Hase juga tidak tahu bagaimana cara mengartikan pandangan itu. Akan tetapi, Hase segera sadar kalau Jounouchi sudah menemukan buku itu.

Ia bangkit dengan panik dari futon-nya akan tetapi Jounouchi keburu menghentikan gerakannya. Pemuda itu kini duduk di samping futon sementara Hase hanya bisa duduk memandangi futon-nya.

“Apa ini?” tanya Jounouchi dengan nada datar. Di tangannya ada sebuah buku yang judulnya How to Properly Kiss Your Girlfriend.

Hase tidak tahu harus menjawab apa. Masa’ dia harus bilang pada Jounouchi kalau dia membeli buku yang memalukan itu supaya dia bisa mencium Jounouchi dengan benar? Sudah hampir sebulan mereka berkencan dan selalu Jounouchi yang memulai ciuman. Hase sadar, ia amat kaku ketika berciuman dengan Jounouchi. Bukan karena ia tidak menyukai Jounouchi tapi karena ia tidak terbiasa mencium sesama laki-laki. Ia juga tahu, Jounouchi sedikit kecewa karena responnya yang nyaris selalu datar. Meski Jounouchi tidak menyuarakannya, ia bisa merasakannya. Karena itulah, ia nekad membeli buku yang… ya ampun, ia merasakan wajahnya memerah seperti kepiting rebus ketika mengingat buku yang kini ada di genggaman Jounouchi.

“Aku… aku hanya ingin bisa menciummu dengan benar” jawabnya jujur setelah keduanya terperangkap dalam keheningan mencekam selama hampir lima menit. “Aku juga ingin menciummu seperti kau menciumku, brengsek.”

Tawa Jounouchi meledak setelah mendengar pengakuan Hase.

“Hase-chan, kau ini sungguh menggemaskan” katanya setelah ia bersusah-payah meredakan tawanya. “Kau tak perlu buku seperti ini untuk bisa berciuman dengan piawai.”

Jounouchi memajukan tubuhnya dan meletakkan kedua tangannya di atas paha kekar Hase. Dengan lembut, ia menyentuhkan bibirnya ke bibir Hase. Hase memejamkan matanya, merasakan kelembutan bibir Jounouchi yang terasa memabukkan. Ia menyukai ciuman itu… tidak, ia kecanduan ciuman Jounouchi.

“Tenang saja” bisik Jounouchi setelah ia melepaskan ciumannya. “Aku akan mengajarimu selangkah demi selangkah nanti. Buat apa kau belajar dari buku sementara kau punya seorang guru yang bisa diandalkan di sini?”

Hase berani bersumpah, ia melihat kilatan jahil dan menggoda di mata Jounouchi ketika pemuda itu mengucapkan kalimat terakhirnya.

[fanfic][Kamen Rider Gaim][Hase/Jounouchi] Kiss

Hase Ryoji memejamkan matanya, berusaha mengenyahkan ingatannya yang secara kurang ajar merekam adegan ciumannya dengan Jounouchi Hideyasu beberapa menit yang lalu. Alih-alih menghapus memori tak menyenangkan tersebut, ingatannya malah memutar kembali adegan saat bibirnya menyentuh bibir Jounouchi dalam gerak lambat. Ingatan tentang bibir Jounouchi langsung terlintas di dalam benaknya.

Hangat, lembut, manis…

Bibir keduanya hanya menempel selama tiga detik saja. Akan tetapi, efeknya bertahan bahkan sampai beberapa menit ke depan.

Di dalam hatinya, Hase mengutuki rekan-rekan satu timnya yang menyeretnya ke dalam situasi tak menyenangkan tersebut. Ia dipaksa ikut dalam acara di karaoke box padahal ia sudah mati-matian menolak.

Bencana dimulai ketika ia salah menyanyikan lirik lagu pilihannya. Sebagai hukuman, ia dipaksa mencium bibir Jounouchi yang juga salah dalam menyanyikan lirik lagu setelah giliran Hase usai. Ia sudah mati-matian menawarkan jenis hukuman yang lain tapi anggota tim Raid Wild dan Invitto memveto semua usulnya. Adegan selanjutnya tak perlu diceritakan lagi….

Begitu selesai menjalani hukuman konyolnya, Hase buru-buru kabur ke toilet untuk membersihkan bibir. Setelah membersihkan bibir di wastafel, ia mengurung diri di dalam bilik kecil di ujung toilet. Tujuannya jelas cuma satu, secepatnya mengenyahkan adegan ciumannya dengan Jounouchi… meski upayanya sampai detik ini belum membuahkan hasil.

Terdengar suara pintu toilet dibuka. Seseorang masuk sambil menyenandungkan sebuah lagu. Telinga Hase mengenali lagu tersebut sebagai lagu yang liriknya salah dinyanyikan oleh Jounouchi tadi. Orang itu menyanyikan lagu tersebut dengan lirik yang benar sampai ke akhirnya… dan Hase segera sadar kalau suara yang didengarnya di toilet ini adalah suara Jounouchi!!

Butuh waktu beberapa detik bagi Hase untuk menyadari hal penting yang seharusnya terlintas dalam benaknya begitu Jounouchi selesai menyenandungkan lagu itu. Dengan marah, ia menerjang keluar dari bilik tersebut dan mendapati Jounouchi yang sedang merapikan syal di depan cermin.

“Lho, kau di sini toh…” kata Jounouchi sambil tersenyum ke arah Hase yang menatapnya dengan pandangan garang. Ia sudah selesai merapikan syalnya. “Teman-temanmu mencarimu. Mereka mengira kau sudah pulang.”

“Kalian sengaja kan?” tuduh Hase dengan suara yang meninggi satu oktaf.

“Hah?”

“Barusan kau menyenandungkan lagu yang liriknya kau lupakan tadi dengan sempurna. Kalian sengaja kan? Apakah anak-anak Raid Wild yang mengajakmu untuk mempermainkan aku?” sembur Hase dengan geram. Hase tahu, anak-anak Raid Wild sering kumat isengnya dan mereka tak segan-segan mengerjai siapapun termasuk dirinya.

“Ini tidak ada hubungannya dengan anak-anak buahmu” jawab Jounouchi dengan nada malas. “Aku melakukannya karena aku menginginkannya.”

Hase menghabiskan waktu sepuluh detik untuk mencerna jawaban Jounouchi tersebut. Dan jawaban yang terlontar keluar dari mulutnya hanya “Eh?” saja.

“Kubilang aku melakukannya karena aku menginginkannya” kata Jounouchi. Ia berjalan dengan anggun ke arah Hase dan menarik pelan wajah Hase ke arah wajahnya.

Detik berikutnya, Hase mendapati bibirnya sudah bertautan dengan bibir Jounouchi. Ia merasakan lidah Jounouchi menyapu bibirnya yang terkatup rapat dengan lembut. Sapuan lembut lidah Jounouchi tersebut membuat kaki-kakinya melunak bagaikan agar-agar. Ia mati-matian menegapkan kakinya agar ia tidak sampai jatuh.

Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik, lima detik, dan Hase lupa melanjutkan hitungannya….

Jounouchi tersenyum penuh kemenangan ketika ia melepaskan bibirnya dari bibir Hase.

“Kau boleh membalasnya kapan saja, Hase-chan. Aku menantikannya…”

Setelah berkata seperti itu, Jounouchi keluar dari toilet. Hase masih berdiri terbengong-bengong di tempatnya sampai semenit lamanya. Ketika kesadarannya kembali, ia menghambur ke dalam bilik tempatnya menenangkan diri tadi. Dan sekali lagi, ingatannya dengan sadis memutar ulang adegan ciumannya dengan Jounouchi. Kali ini, kedua versi ciuman tersebut diputar secara simultan tanpa jeda.

“ARGHHHHHHHHHH!!!” geramnya. “Tunggu pembalasanku, Jounouchi!”

Create a free website or blog at WordPress.com.