Episode 40 “Mirai wa Kako ni” (未来は過去に)
Skenario: Komura Junko
Sutradara: Takemoto Noboru
Setelah pada minggu sebelumnya fans disuguhi tribute episode untuk Denji Sentai Megaranger, kali ini fans kembali disuguhi tribute episode untuk Mirai Sentai Timeranger (2000-2001). Sesuai dengan tema time traveling yang diusung oleh “Mirai Sentai Timeranger”, perjalanan mengarungi waktu pun turut menjadi bagian dari episode 40 ini. Selain mengangkat tema perjalanan mengarungi waktu (ke masa lalu), episode ini juga mengajak fans untuk ‘mengintip sedikit’ masa lalu Ikari Gai.
Episode 40 dibuka dengan kemunculan Goujuu Drill yang muncul secara tak terduga dan menabrak Gokai Galleon ketika para bajak laut sedang menikmati makan siang mereka. Ketika Gai memeriksa kokpit Goujuu Drill, ia menemukan Time Emblem berisi pesan dalam format video hologram dari Domon, eks anggota Mirai Sentai Timeranger yang kini berada di abad 31, yang meminta Gokaiger untuk pergi ke masa lalu. Ia meminta Gokaiger untuk melindungi sebuah kuil pada tanggal 2 Oktober 2010. Ketika Don memeriksa kuil yang dimaksud Domon melalui situs Tomorrow Research News (yang terang-terangan memperkuat aura Timeranger pada episode kali ini), ternyata kuil tersebut telah dihancurkan pada tanggal 2 Oktober 2010. Berarti Domon meminta Gokaiger untuk mengubah sejarah dengan melindungi kuil tersebut. Bagian ini, IMO, sedikit kontradiktif dengan ‘pesan sponsor’ yang diberikan oleh Domon kepada Gokaiger agar mereka tidak menjalin komunikasi dengan orang di masa lalu agar tidak mempengaruhi sejarah.
Selain dimanfaatkan sebagai tribute episode dan untuk mengisahkan masa lalu Gai, episode 40 juga dipakai untuk menjelaskan kisah di balik kemunculan kelima orang bajak laut dalam film layar lebar Super Sentai Matsuri: Tensou Sentai Goseiger vs Shinkenger EPIC on Ginmaku yang diputar di bioskop-bioskop di Jepang sejak tanggal 22 Januari 2011. Tentu saja, ini merupakan sebuah upaya yang patut diacungi jempol dari TOEI. Berkat episode ini, kemunculan Gokaiger dalam film layar lebar tersebut tidak terasa seperti tempelan belaka untuk memperkenalkan Gokaiger kepada publik sebelum seri yang menampilkan mereka dirilis secara resmi. Dan meski Domon telah mengingatkan mereka untuk tidak menjalin interaksi dengan orang-orang di masa lalu, tentunya tidak mengapa kalau mereka mengalahkan lawan yang pastinya bakalan takluk di tangan anggota Super Sentai kan? Itu tidak akan mengubah sejarah… berbekal pemahaman tersebut plus rasa terima kasih kepada Shinkenger dan Goseiger yang telah memberikan kekuatan maha besar Super Sentai kepada mereka, Gokaiger mengalahkan pasukan dari Gedoushuu yang terdiri dari para Kyouka Nanashi-renjuu dan Kyouka Nosakamata yang dipimpin oleh Hone no Shitari. Khusus untuk bagian ini, seperti yang bisa diduga, adegan-adegannya diambil langsung dari versi layar lebar yang versi DVD-nya sudah lama dirilis. Lagipula memang tidak dibutuhkan adegan-adegan yang baru untuk menegaskan apa yang terjadi waktu itu karena adegan pertempuran dalam movie tersebut sudah dibuat sedemikian jelasnya.
Selain menampilkan Hone no Shitari dan makhluk-makhluk dari Gedoushuu, episode ini juga dipakai untuk mengisahkan kemunculan pertama makhluk-makhluk dari Kikai Gyoou Teikoku Matrintis sebelum mereka bertemu dan bertarung menghadapi Goseiger sebagai kelompok musuh yang ketiga. Episode ini menampilkan karakter Agent no Metal Alice dan Matroid bernama Shoot no Zan-KT 0 yang mendeteksi adanya reaksi energi dari kuil yang harus dilindungi oleh Gokaiger. Tidak hanya Matrintis, Gedoushuu pun muncul di kuil tersebut sebelum mereka dikalahkan oleh Gokaiger. Apa yang sebenarnya ada di kuil tersebut?
Episode 40 bisa dikatakan sebagai episode yang lebih berfokus pada karakter Ikari Gai. Selain memperoleh kesempatan untuk menceritakan masa lalunya kepada seorang bocah bernama Mirai (yang dilindungi oleh Gokaiger dari pasukan Gedoushuu), Gai juga memperoleh kesempatan lebih untuk unjuk kemampuan dalam menghadapi Shoot no Zan-KT 0. Dan setelah sekian lama tidak diperdengarkan, image song Gokai Silver kembali digunakan ketika Gai bertarung menghadapi Shoot no Zan-KT 0.
Tak ada tribute episode tanpa perubahan wujud menjadi anggota tim Super Sentai yang mendapat sorotan. Tentu saja, kali ini Gokaiger berubah wujud menjadi Timeranger dan kemudian bertarung menghadapi Shoot no Zan-KT 0. Khusus untuk adegan pertempuran kali ini, adegan-adegan ala film The Matrix yang dulu menjadi ciri khas yang membedakan Timeranger dengan tim-tim lainnya pun digeber dalam porsi yang wajar. Selain menggunakan gerakan-gerakan ala The Matrix, mereka juga menggunakan beberapa senjata yang dulu digunakan oleh Timeranger untuk mengalahkan Shoot no Zan-KT 0.
Sedikit bumbu drama yang manis namun getir juga ditambahkan ke dalam episode ini. Menurut saya, bumbu drama inilah merupakan salah satu faktor kejutan bagi episode 40. Siapa sangka Mirai, yang memiliki nama lengkap Moriyama Mirai, adalah anak dari Domon dan kekasihnya di abad 20-21, Moriyama Honami? Episode ini seakan-akan menjadi semacam konklusi tentang hubungan Domon dan Honami setelah seri Timeranger berakhir di tahun 2001. Bahkan Domon sendiri tidak tahu kalau ia dan Honami memiliki seorang anak. Ia baru mengetahuinya ketika Goujuu Drill kembali ke abad 31 dan Gai memasukkan foto Gokaiger bersama Honami dan Mirai di depan kuil yang harus mereka lindungi sebagai bukti kalau Gokaiger menepati janji mereka untuk melindungi kuil tersebut… meski mereka tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lindungi. Kalau boleh jujur, bagi saya, episode ini menjelaskan SEBERAPA JAUH hubungan Domon dan Honami dulunya. Ternyataaaaa… sampai sebegitu jauh mereka berhubungan. Bisa dikatakan, bagian ini adalah bagian yang paling menyentuh dari episode ini. Domon, meski tahu kalau ia sudah punya anak, tetap tidak bisa mengubah sejarah dengan kembali ke abad 21 untuk menemui anaknya barang sedetik pun karena abad 31 punya aturan yang menegaskan kalau perjalanan mengarungi waktu yang berujung pada perubahan sejarah merupakan sebuah kejahatan besar. Bittersweet banget nggak sih? Dia tahu dia punya anak tapi dia nggak bisa menemuinya untuk mengatakan kalau dia adalah ayahnya. Tapi konsistensi harus tetap dijaga apapun yang terjadi.
Penulis skenario Komura Junko dengan cerdik menyelipkan adegan humor singkat menjelang episode ini berakhir. Adegan tersebut seakan-akan melepaskan penonton dari aura serius yang melingkupi episode ini sejak awal. Tanpa disadari oleh Gokaiger, mereka benar-benar ‘menikmati’ kejadian-kejadian di masa lalu sampai-sampai mereka lupa kalau Domon berkata kepada mereka kalau mereka akan menemukan kekuatan maha besar lainnya di masa lalu. Mereka baru sadar ketika Navi bertanya, “Jadi, kekuatan maha besar dari tim Super Sentai yang mana yang kalian peroleh?”. Dan kehebohan pun terjadi… karena Domon membohongi mereka dan mereka juga benar-benar lupa tentang kekuatan maha besar tersebut.
Bagian paling misterius dari episode ini, tentu saja, adalah alasan kenapa Gokaiger harus melindungi kuil tersebut dari tangan Matrintis dan Gedoushuu. Meski Gedoushuu tidak secara terang-terangan menyatakan kalau mereka ingin menghancurkan kuil itu, Agent no Metal Alice jelas-jelas berkata kalau mereka akan menghancurkan benda yang memancarkan energi tinggi dari kuil itu. Pertanyaannya, benda apakah itu? Siluet sebuah vas berwujud aneh diperlihatkan tersimpan di dalam kuil itu. Ternyata, vas tersebut adalah vas tempat Ninjaman berada! Ninjaman adalah bagian dari tim Ninja Sentai Kakuranger yang tidak muncul dalam Legend War bab pertama menghadapi Zangyack. Episode ini juga sekaligus menjawab rasa penasaran fans tentang alasan ketidakmunculan Ninjaman dalam Legend War. Pasalnya, dalam sejarah versi aslinya, kuil tersebut telah hancur bahkan sebelum Legend War dimulai. Karena itulah Ninjaman tidak berpartisipasi dalam Legend War. Dengan dilindunginya kuil tersebut oleh Gokaiger, sejarah pun bakal berubah. Dan bukan tidak mungkin Ninjaman akan muncul di hadapan Gokaiger dan memberikan kekuatan maha besar Kakuranger kepada para bajak laut kelak.
Komentar saya tentang episode ini hanya satu: luar biasa. Dengan cerdik, TOEI memasukkan berbagai hal dan memadatkannya dalam episode ini. Sekali mengayunkan dayung, beberapa pulau terlampaui. Plus episode ini memiliki kombinasi lengkap antara action, drama, sedikit komedi, dan misteri yang sengaja digantung dengan sedikit teaser yang memberikan bahan tebak-tebakan kepada fans. You did a great job, Komura Junko-san.
My score for this episode, without any doubt, A+.