宇宙海賊の日記

December 26, 2011

海賊戦隊ゴーカイジャー 第44話 素敵な聖夜 -review-

Episode 44 “Suteki na Seiya” (素敵な聖夜)
Skenario: Komura Junko
Sutradara: Sakamoto Tarou

Episode ini merupakan episode terakhir “Kaizoku Sentai Gokaiger” yang ditayangkan pada tahun 2011. Karena ditayangkan bertepatan dengan hari Natal, episode ini turut mengusung tema yang sama. Sayangnya, di luar dugaan, episode ini terasa cukup datar dan terkesan biasa-biasa saja. Memang ada beberapa bagian dari episode ini yang cukup menarik, hanya saja… kembali kepada statement awal saya tadi, rasanya datar. Bukan karena saya anti dengan Luka atau Gai – untuk saat ini, saya sedang menyimpan sentimen (negatif) saya terhadap mereka berdua di dalam kardus yang penuh debu di pojokan ruangan – tapi memang karena episode ini tidak membuat saya merasa bersemangat untuk mengulasnya.

Seperti yang sudah-sudah, bounty yang dipasang untuk kepala para bajak laut turut meningkat setelah salah satu petinggi Uchuu Teikoku Zangyack tewas. Pasca tewasnya Damaras, bounty untuk kepala Don Dogoier naik menjadi 300,000 Zagin. Jujur, rasa penasaran saya mengenai bounty yang akan diberikan bagi kepala Don Dogoier setelah Damaras tewas jauh lebih besar ketimbang antusiasme saya akan cerita yang ditawarkan di episode 44 ini. Dan, di luar dugaan, Navi juga turut menjadi buruan Zangyack meski bounty yang ditawarkan hanyalah… 50 Zagin.
Selain para bajak laut, Basco ta Jolokia kini juga diincar oleh Zangyack karena ia dianggap turut punya andil dalam tewasnya Damaras. Kepalanya dihargai 10,000,000 Zagin (WOW!) sedangkan Sally dihargai 50 Zagin.

Episode kali ini kembali menampilkan karakter Kodou-taichou atau Action Commander dari Zangyack yang, oh my God, hancur sehancur-hancurnya. Saingannya paling-paling cuma Jealoushitto saja. Seumur-umur jadi fans Super Sentai, sepertinya baru kali ini ketemu musuh yang jelas-jelas mengaku kalau dia adalah okama. Sepertinya sudah nggak bisa mengharapkan musuh yang lebih hancur dan rusak seperti Bibaboo, Kodou-taichou yang memiliki kemampuan untuk mengubah manusia menjadi boneka dengan menggunakan Biba Stick. Penampilannya… biasa saja sih, sebenarnya. Gayanya? Ampun!

Sedikit di luar dugaan, episode ini (kelihatannya) adalah tribute episode untuk Battle Fever J. Salah satu eks-anggota Battle Fever J, Akebono Shiro (yang diperankan oleh aktor tokusatsu legendaris, Ohba Kenji) muncul dalam episode ini dengan menggunakan penyamaran Sinterklas. Dan kebetulan banget para bajak laut berubah wujud dengan menggunakan Ranger Key Battle Fever J.

Setelah pada minggu sebelumnya disuguhi adegan perubahan wujud All Green, dalam episode ini kita disuguhi adegan perubahan wujud All Yellow. Nggak tahu kenapa, rasanya perubahan wujud kali ini biasa saja.
Perubahan wujud Gokai Silver menjadi Gokai Christmas dengan menggabungkan kekuatan dari Ranger Key Gokai Red dan Gokai Green juga rasanya terlalu dipaksakan dan sama sekali tak ada kesan istimewanya. Apakah cuma warna merah dan hijau saja yang identik dengan Natal? Entahlah…

Setelah di episode 2 kita disuguhi adegan perubahan wujud seorang remaja bumi menjadi Gokai Red, kali ini kita kembali disuguhi adegan perubahan seorang gadis bernama Sayo menjadi Gokai Yellow. Kesan saya? Biasa saja, nggak ada istimewanya sama sekali. Terkejut pun tidak.

Kalau episode ini mau dianggap sebagai tribute episode, kalau boleh jujur dan sedikit sadis, episode ini gagal. Sebagai episode Natal, episode ini memang cukup berhasil membawa aura Natal namun ceritanya tidak cukup kuat untuk menarik minat saya. Mungkin faktor 3 episode terdahulu memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk penilaian saya atas episode ini. 3 episode sebelum episode ini menawarkan cerita yang kuat dan menarik tentang masa lalu dua orang bajak laut… sedangkan episode ini nyaris tidak menawarkan sesuatu yang menarik. Just… plain. Semoga ke depannya tidak ada lagi episode yang kesannya sedikit dipaksakan demi menyesuaikan atmosfer dengan perayaan hari-hari tertentu. BTW, episode Natal-nya Kamen Rider Fourze masih lebih menarik ketimbang episode ini.

My score for this episode… C.

December 19, 2011

海賊戦隊ゴーカイジャー 第43話 伝説の勇者に -review-

Episode 43 “Densetsu no Yuusha ni” (伝説の勇者に)
Skenario: Arakawa Naruhisa
Sutradara: Katou Hiroyuki

Melanjutkan kisah tentang masa lalu Don Dogoier yang dibuka di episode 42, episode 43 menjawab rasa penasaran fans mengenai masa lalu Don yang dibuat begitu misterius di awal namun ternyata biasa saja. Seperti yang telah dinyatakan oleh penulis skenario Arakawa Naruhisa dalam wawancara yang dimuat di salah satu majalah edisi bulan September, Don Dogoier ternyata memang ‘hanyalah’ seorang pria berlatar belakang biasa yang bergabung dengan para bajak laut.

Rumor mengenai Don Dogoier, seorang pria legendaris yang telah membantai naga-naga jahat yang menghancurkan beberapa planet di seantero antariksa, dimentahkan oleh pengakuan Don kepada Navi di bagian awal episode 43. Ia mengaku kalau artikel dan foto yang dimuat di majalah Josei Seven yang dibaca oleh Ahim serta tanda lahir berbentuk bintang di lengan kirinya adalah buatannya sendiri. Ia melakukannya karena iseng. IMO, rasanya agak aneh ketika mendengar pengakuan Don mengenai keisengan tersebut, mengingat Don telah berhasil membangun image sebagai karakter yang lebih serius dibandingkan teman-temannya berkat skenario yang ditulis oleh Arakawa-sensei untuk episode 8.

Selain menampilkan pengakuan Don kepada Navi serta tamparan yang diberikan Navi kepada Don yang begitu pathetic setelah menyadari ia tinggal seorang diri, episode ini juga menampilkan adegan yang memperlihatkan sepak terjang Don ketika ia baru bergabung dengan Gokaiger dulu. Dari adegan kilas balik tersebut, kita jadi bisa mengetahui bagaimana awal mulanya Don memilih untuk menggunakan dua buah pistol untuk bertarung… lengkap dengan adegan pertarungan yang sedikit gila khas Don. Adegan kilas balik juga memperlihatkan bagaimana Don memperoleh Mobirates dan Ranger Key Gokai Green untuk pertama kalinya dari Captain Marvelous serta ‘pesan sponsor’ yang diberikan Marvelous kepada Don yang merasa kalau ia tidak bisa melakukan apa-apa sebagai seorang Gokaiger. “Lakukan saja apa yang bisa kamu lakukan.”

Seperti yang telah diketahui sebelumnya dari bocoran-bocoran cerita yang telah beredar jauh-jauh hari sebelum episode ini ditayangkan, penguasa tertinggi Uchuu Teikoku Zangyack, Akudosu Giru, yang kini memimpin langsung pasukan Zangyack, memerintahkan agar Captain Marvelous dieksekusi langsung di hadapan penduduk bumi. Tujuannya? Membunuh harapan penduduk bumi tentang para bajak laut yang dianggap sebagai penolong mereka, tentu saja. Dan, bisa ditebak, Don muncul untuk menyelamatkan Marvelous. Rasanya sedikit mengejutkan melihat Don memilih untuk muncul dari depan dan bukannya mencari ‘jalan belakang’ yang lebih aman untuk menyelamatkan Marvelous. Bahkan Marvelous, yang percaya kalau Don akan datang, pun terkejut ketika melihat Don datang dari depan. Adegan kedatangan Don, yang bermaksud untuk membuat dustanya tentang dirinya sebagai pahlawan legendaris menjadi kenyataan, terasa semakin heroik dengan tambahan vocal trackTsuwamono-tachi ~Uchuu Kaizoku no Theme~” yang dibawakan oleh salah satu penyanyi tokusatsu legendaris, Miyauchi Takayuki. A perfect choice for one of the most heroical scenes ever.

Sebuah ‘kejutan kecil’ juga dipersiapkan di dalam episode 43 ini. Ketika melihat Joe dan yang lainnya menghilang setelah diserang oleh Basco menjelang akhir episode 42, saya jadi bertanya-tanya siapa yang menyelamatkan mereka. Apakah mereka berhasil menyelamatkan diri mereka sendiri dengan cara yang tidak terduga? Di luar dugaan, Basco ternyata memilih untuk mengkhianati Damaras. Ketika ia melepaskan serangannya untuk menghabisi para bajak laut, Sally ternyata mulai bergerak untuk menyelamatkan mereka dari serangan Basco. Tentu saja, Basco punya maksud tersendiri di balik pengkhianatannya yang tak terduga itu. Ia ingin agar Gokaiger mengumpulkan kekuatan maha besar Super Sentai yang masih tersisa sehingga ia bisa merebutnya dari mereka kelak. Episode 43 juga mengkonfirmasikan keberhasilan Basco dalam memperoleh 2 kekuatan maha besar Super Sentai secara offscreen. Kali ini, ia berhasil memperoleh kekuatan maha besar dari Taiyou Sentai Sun Vulcan (1981) dan Chikyuu Sentai Fiveman (1990). Dengan keberhasilan ini, Basco telah mengumpulkan 5 kekuatan maha besar Super Sentai.

Bagian ter-epic dari episode ini, tentu saja, adalah adegan-adegan pertempuran antara Gokaiger dengan Damaras serta pasukan yang mendampinginya. Don, sebagai karakter yang menjadi pusat perhatian di episode ini, memperoleh porsi adegan pertempuran yang lebih banyak. Tapi tapi tapiiiii, tak ada yang mengalahkan adegan pertempuran ketika keenam orang bajak laut sudah berkumpul. Bahkan sejak adegan perubahan wujud saja sudah terlihat tanda-tanda kalau adegan pertempuran di episode ini bakalan menjadi sesuatu yang luar biasa dan istimewa. *orang yang nyaris mati sesak nafas melihat betapa kerennya ekspresi Ozawa Ryota sebagai Captain Marvelous yang sedang berubah wujud*
Salah satu bagian yang paling menarik dari adegan pertempuran di episode ini, pastinya, adalah perubahan wujud para bajak laut menjadi anggota Super Sentai berkostum hijau. Don berubah wujud menjadi Midoranger dari Himitsu Sentai Goranger, Marvelous berubah menjadi Denzi Green dari Denshi Sentai Denziman, Joe berubah menjadi Shinken Green dari Samurai Sentai Shinkenger, Luka berubah menjadi Shishi Ranger dari Gosei Sentai Dairanger, Ahim berubah menjadi Green Flash dari Choushinsei Flashman, dan Gai berubah wujud menjadi Shurikenger dari Ninpuu Sentai Hurricaneger. Adegan ini sedikit mengejutkan mengingat hal ini sama sekali tidak pernah dimunculkan dalam rumor yang beredar sebelumnya. Rumor yang ada malah menyebutkan tentang perubahan wujud All White dan All Pink.
Adegan yang menarik lainnya dari pertempuran di episode 43 adalah adegan pertempuran menghadapi Damaras yang dilakukan oleh Don dan Marvelous. Khas Don, adegan pertempuran berdua ini menampilkan banyak gerakan akrobatik.
Hal yang paling memuaskan dari adegan pertempuran kali ini adalah… TOEI memutuskan untuk menggunakan lagu pembuka “Kaizoku Sentai Gokaiger” sebagai battle song kali ini, sesuai dengan ekspektasi saya sejak jauh-jauh hari.

Damaras membuktikan diri sebagai salah satu lawan tertangguh bagi para bajak laut, meski saya sendiri masih menyesalkan kemunculan Damaras yang kelewat jarang dalam seri ini. Dibutuhkan satu kali Final Wave dan dua tembakan Rising Strike dari Gokai Galleon Buster untuk mengalahkan Damaras. Sama halnya seperti Ahim yang memperoleh kesempatan untuk menggunakan Gokai Galleon Buster di episode 41, Don pun memperoleh perlakuan yang sama. Rising Strike yang dilepaskan dari Green Charge-nya yang akhirnya menamatkan riwayat Damaras.

Adegan pertempuran mecha untuk episode ini juga dibuat istimewa. Karena, lagi-lagi, Damaras bukan lawan sembarangan, para bajak laut akhirnya melakukan summon atas semua kekuatan maha besar yang merupakan additional parts bagi Gokai-Ou untuk membantu mereka dalam mengalahkan Damaras. Dimulai dari Magi Dragon, Pat Striker, Gao Lion, Fuuraimaru, dan diakhiri oleh Machalcon, Gokaiger berhasil mengalahkan Damaras dengan menggunakan Kanzen Gokai-Ou yang dibantu oleh empat mecha lainnya.

Episode 43 ditutup dengan konklusi yang manis dan memuaskan. Sebagai seorang bajak laut yang dulunya hanyalah seorang pria biasa, Don benar-benar bersyukur karena ia dan teman-temannya bisa berkumpul lagi di meja makan untuk bersama-sama menikmati makanan yang ia siapkan. Sungguh suatu keinginan yang sederhana… sesuatu yang benar-benar khas Don, IMO. Selain itu, ia juga memperoleh pengakuan, setidaknya dari Ahim dan Gai, kalau ia memang seorang pemberani yang telah menyelamatkan Marvelous. Can’t expect something better than this conclusion, really.

IMO, episode ini berhasil mengungkap tuntas misteri masa lalu Don, identitasnya yang sesungguhnya, serta determinasi Don untuk menjadi seorang pemberani… setidaknya bagi rekan-rekannya. Dan bagi saya pribadi, episode 42 dan 43 merupakan dua dari episode-episode terbaik “Kaizoku Sentai Gokaiger” yang pernah saya tonton… kalau boleh jujur, dua episode inilah yang duduk di posisi teratas saat ini. Yeah, I am that biased and obsessed, I know it clearly.

My score for this episode, of course, is another A+.

December 12, 2011

海賊戦隊ゴーカイジャー 第42話 宇宙最強の男 -review-

Episode 42 “Uchuu Saikyou no Otoko” (宇宙最強の男)
Skenario: Arakawa Naruhisa
Sutradara: Katou Hiroyuki

Setelah pada episode sebelumnya masa lalu Ahim de Famille dibeberkan kepada para penonton, kali ini giliran masa lalu Don Dogoier, mekanik yang juga merangkap sebagai juru masak di Gokai Galleon, yang ditampilkan di layar kaca. Sedikit berbeda dengan masa lalu Joe Gibken, Luka Millfy, dan Ahim de Famille yang lebih kelam dan serius serta melibatkan karakter lain sebagai karakter pendukung, masa lalu Don memiliki kesan yang lebih ringan dan tidak sekelam masa lalu karakter-karakter lain. Tidak ada karakter pendukung atau karakter tambahan yang dimunculkan dalam bagian ini… kecuali kalau kita mau menganggap Captain Marvelous, Joe, Luka, dan Navi sebagai karakter pendukungnya.

Meski masa lalu Don terkesan lebih ringan dibandingkan masa lalu karakter-karakter lain, tetap saja masa lalu Don dianggap paling misterius oleh sebagian fans. Pasalnya, tidak ada yang tahu latar belakang karakter Don. Karena itulah, pihak Zangyack sendiri tidak ambil pusing dengan bajak laut yang satu ini. Setelah 34 episode berlalu, Damaras masih tidak menganggap penting keberadaan Don dalam Gokaiger. Bahkan Ikari Gai, yang baru bergabung tak lebih dari 6 bulan, dianggap lebih ‘berbahaya’ ketimbang Don. Pemeran Don Dogoier, Shimizu Kazuki, sendiri sempat bertanya-tanya tentang masa lalu Don. Siapakah Don yang sesungguhnya? Lewat sebuah wawancara di salah satu majalah, penulis skenario Arakawa Naruhisa sempat menegaskan kalau karakter Don ‘hanyalah’ karakter ‘orang biasa’, tidak bisa dibandingkan dengan Ahim de Famille yang dulunya merupakan seorang puteri.

Sedikit kehebohan mewarnai episode ini ketika Ahim membaca sebuah majalah wanita, Josei Seven, dan menemukan sebuah artikel tentang seorang pembunuh naga legendaris yang telah menghilang. Kehebohan terjadi karena foto pria yang ditampilkan dalam artikel tersebut memiliki wajah yang sama seperti Don. Tentu saja, muncul dugaan kalau ksatria pembunuh naga yang legendaris tersebut adalah Don. Apalagi ketika Don berkata kalau ia tidak memiliki ingatan akan masa lalunya dan sebuah tanda berbentuk bintang ditemukan di lengan kirinya. Menurut artikel di Josei Seven, sang ksatria memang memiliki sebuah tanda berbentuk bintang di lengan kiri.
Identitas Don sebagai ksatria pembunuh naga sedikit terbantahkan ketika Marvelous, di luar dugaan, bertanya apakah memang tanda tersebut sudah ada di lengan Don sejak dulu. (Jujur saja, bagian ini sukses bikin saya cekikikan jahat karena… JELAS MARVELOUS NGGAK MUNGKIN TAHU SOAL TANDA ITU KALAU DIA SEBELUMNYA NGGAK PERNAH LIHAT DON NAKED ATAU APALAH GITU DI HADAPANNYA. Jadi, secara tidak langsung, adegan ini seperti memperjelas hubungan Marvelous dan Don.) Hal lain yang meragukan, tentunya, adalah ketika Luka bercerita tentang bagaimana ia bertemu dengan Don. Bukannya terlihat berani di hadapan seorang bajak laut wanita, Don malah kabur terbirit-birit setelah melihat sosok Luka dan poster yang menampilkan wajah gadis itu.

Bagian yang paling saya nanti-nantikan untuk episode ini, tentu saja, adalah bagian ketika Don menginjakkan kakinya untuk pertama kali di Gokai Galleon. Bagian ini, IMO, sedikit kocak. Setelah berhasil kabur dari Luka, Don malah memutuskan untuk pergi ke Gokai Galleon. Rupanya, Don punya satu prinsip yang ia pegang teguh. Sekali ia berjanji akan melakukan sesuatu, ia akan menepati janji itu. Karena itu, meski ia sudah kabur, ia tetap pergi untuk memperbaiki Gokai Galleon… meski hal pertama yang dilakukannya justru membersihkan Gokai Galleon yang amat sangat berantakan dan membuatkan makan malam untuk Marvelous, Joe, dan Luka. Kalau boleh jujur, bagian ini benar-benar nyambung banget dengan ide yang sudah saya persiapkan untuk fanfic. Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan minor di sana-sini, inti dari ide saya dan ide yang ditulis oleh penulis skenario Arakawa Naruhisa ini mirip banget.

Setelah menunjukkan kebolehannya dalam membereskan Gokai Galleon, menyiapkan makan malam, dan memperbaiki komputer induk Gokai Galleon yang rusak setelah terkena serangan Zangyack, Don akhirnya direkrut Marvelous untuk menjadi kru di sana… tanpa ditanya-tanya lagi. Hanya, “I like you and I want you to become a crew here”, Don resmi menjadi rekan Marvelous meski yang bersangkutan masih sempat ber-“Hah?” ria berulang kali.

Selain memperlihatkan bagaimana Don direkrut untuk menjadi kru di Gokai Galleon (meski sedikit tidak jelas apa alasan Marvelous merekrut Don… apakah karena ia membutuhkan seorang juru masak dan sekaligus pembantu untuk membersihkan Gokai Galleon atau seorang mekanik yang bisa diandalkan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan Gokai Galleon?), episode ini juga menjelaskan asal-usul panggilan Hakase yang melekat erat pada diri Don. Bukannya membawa nama tersebut sebelum bergabung dengan para bajak laut, Don memperoleh nama tersebut dari Marvelous. Mungkin ini bisa menjelaskan kenapa Don sepertinya enggan dipanggil dengan nama selain nama tersebut…

Episode 42 ini juga sukses membangkitkan kegilaan dalam diri saya setelah melihat adegan Gokai Green yang sudah ketakutan menghadapi Damaras tapi tetap nekad maju untuk menahan serangan Damaras yang diarahkan pada Gokai Red. Dan setelah melihat adegan ini, saya seperti memperoleh penegasan tentang suatu hal. Don mungkin lemah dan tidak bisa diandalkan, tapi dia siap untuk melakukan apa saja demi Marvelous. Kalau bukan karena Marvelous adalah sosok penting bagi Don, dijamin Don tak akan melindungi tubuh Marvelous dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai tameng untuk menahan serangan Damaras.

Saya sempat menduga kalau judul “Uchuu Saikyou no Otoko” atau ‘pria yang terkuat di seluruh antariksa’ merujuk pada Don sebagai pembunuh naga yang legendaris namun ternyata judul ini merujuk pada Damaras yang disebut sebagai pria terkuat di antariksa. Sayangnya, seperti yang sudah saya tegaskan minggu lalu, alih-alih mengeksplorasi karakter Damaras, para penulis skenario seri ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengeksplorasi karakter Waruzu Giru dan Barizorg. Gara-gara terlalu mengeksplorasi karakter Waruzu Giru yang lebih sering mengalami kegagalan dalam menjalankan rencana-rencananya, para penulis skenario sukses ‘menjatuhkan’ Zangyack yang seharusnya menjadi musuh yang sangat tangguh yang berhasil mengimbangi 34 tim Super Sentai pendahulu Gokaiger. Dan saya punya feeling kalau karakter Damaras hanya bakal dieksplorasi selama 2 episode dan setelah itu… tahu sendiri apa nasib yang sudah menanti seorang panglima yang turun tangan untuk menghadapi tim Super Sentai. You don’t even need a fortune teller to tell you what is waiting for him.

Damaras membuktikan diri sebagai lawan yang patut diperhitungkan. Selain karena kekuatan dan kemampuannya, Damaras adalah seorang ahli strategi yang tidak setengah-setengah dalam menyusun strategi. Untuk memastikan ia benar-benar bisa menyapu bersih para bajak laut, ia memaksa Basco ta Jolokia untuk membantunya dalam menghadapi para bajak laut. Lewat episode ini, penulis skenario Arakawa Naruhisa seakan hendak menegaskan betapa kuatnya Damaras kalau dibandingkan dengan Basco yang telah membuat para bajak laut kerepotan di beberapa kemunculan terakhirnya.

Untuk memperkuat kesan kalau episode 42 ini adalah episode yang lebih berfokus pada karakter Don sebagai Gokai Green, kamera lebih banyak menyoroti Gokai Green pada pertempuran yang menjadi adegan pembuka episode ini. Tentu saja, adegan-adegan tersebut ‘memalukan’… jauh lebih memalukan ketimbang adegan-adegan pertempuran lain yang pernah ditampilkan. Don ditampilkan sebagai karakter yang amat sangat parah dalam bertarung, bahkan ketika ia harus menghadapi foot soldiers dari pasukan musuh. Kesan lemah Don sudah terlihat jelas dalam beberapa adegan yang pernah ditampilkan sampai saat ini, jadi sebenarnya nggak perlu banget Don ditampilkan sampai sebegitu hopeless. IMO, adegannya jadi terkesan lebay dan bodoh. *sweatdrops*

Episode ini ditutup dengan sebuah cliffhanger yang bikin gemas. Setelah Marvelous dibawa pergi oleh Damaras dan Basco serta Joe dan tiga orang yang lainnya menghilang tanpa jejak gara-gara serangan Basco, apa yang bisa dilakukan oleh seorang Don Dogoier yang jelas-jelas merupakan orang yang paling lemah di antara para bajak laut? Meski sudah tahu jawaban pastinya, tetap saja proses untuk tiba pada jawaban tersebut membuat saya amat sangat penasaran.

Terlepas dari beberapa nilai minus yang melekat pada episode ini, saya tetap menjadikan episode 42 sebagai salah satu episode favorit saya. Salah satu alasannya, tentu saja, adalah karena banyak adegan-adegan yang merujuk pada hubungan di antara Marvelous dan Don. *jujur* He he he, tentu saja, secara cerita juga sebenarnya episode ini bagus kok. Kenapa? Karena episode ini menyediakan separuh jawaban tentang masa lalu Don dan misteri yang menyelimutinya. Tinggal tunggu saja apakah tebakan saya tentang masa lalu Don dan identitasnya itu benar atau tidak minggu depan.

My score for this episode: A+.

December 5, 2011

海賊戦隊ゴーカイジャー 第41話 なくしたくないもの -review-

Episode 41 “Nakushitakunai Mono” (なくしたくないもの)
Skenario: Arakawa Naruhisa
Sutradara: Takemoto Noboru

Episode 41 merupakan episode pertama dari empat episode “Kaizoku Sentai Gokaiger” yang ditayangkan pada bulan Desember 2011. Meski (sepertinya) seluruh episode yang ditayangkan di bulan Desember ini bukanlah tribute episode, tetap saja episode-episode ini patut untuk dinantikan. Kenapa? Masa lalu dari 2 orang bajak laut, Ahim de Famille dan Don Dogoier bakal dikupas di episode 41 s/d 43. Episode 41 digunakan untuk menceritakan kisah masa lalu Ahim sedangkan episode 42 dan 43 akan membawa kita melihat kenyataan dan masa lalu di balik misteri karakter Don Dogoier.

Dari sisi Uchuu Teikoku Zangyack, setelah vakum selama 2 episode pasca tewasnya Waruzu Giru di episode 38, mereka kembali aktif di episode ini. Penguasa tertinggi Zangyack, Akudosu Giru, akhirnya memutuskan untuk datang sendiri ke Gigant Horse. Imbas dari kedatangan tersebut adalah penahanan Damaras yang dianggap turut memiliki andil dalam tewasnya Waruzu Giru. IMO, mungkin TOEI menganggap kalau sekaranglah saat yang tepat untuk mengangkat karakter Damaras ini ke bawah sorotan lampu sorot setelah sekian lama hanya menjadi ‘karakter pendukung’ meski bisa dikatakan kalau ia jauh lebih kompeten ketimbang sang komandan muda yang emosian. Sebenarnya patut disayangkan, kenapa karakter Damaras tidak ditonjolkan sejak jauh-jauh hari instead of being given the spotlight now?

Dari sisi para bajak laut, Ahim akan ‘dipertemukan’ dengan Zatsurigu, salah satu anggota pasukan pengawal khusus yang bertugas melindungi Akudosu Giru, penguasa tertinggi Zangyack. Zatsurigu adalah sosok yang dikenal sebagai Wakusei no Hakaishin atau Dewa Penghancur Planet yang telah menghancurkan ribuan planet. Salah satu planet yang menjadi korbannya, tentu saja, adalah planet kelahiran Ahim, planet De Famille. Karena itulah, Ahim menunjukkan reaksi yang berbeda ketika Zatsurigu muncul di hadapannya. Untuk pertama kalinya, Ahim seperti kehilangan ketenangan dan sifat cinta damainya.

Selain berkisah tentang dendam kepada Zatsurigu yang tersimpan di dalam hati Ahim, episode ini juga menjawab rasa penasaran fans tentang proses bergabungnya Ahim dengan para bajak laut. Ahim memutuskan untuk bergabung dengan Gokaiger karena ia ingin membalas dendam atas kematian ayah dan ibunya serta kehancuran planet kelahirannya. Akan tetapi, proses di balik bergabungnya Ahim serta alasan yang digunakannya merupakan hal-hal yang bisa dikatakan cukup menarik. Ahim memutuskan untuk bergabung dengan Gokaiger sambil membawa selembar poster dengan foto Captain Marvelous di atasnya. Kepada Marvelous, Joe, Luka, dan Don, Ahim berkata kalau ia ingin menjadi seorang bajak laut sebagai simbol perlawanan planet de Famille terhadap Zangyack. Meski para penghuni planet tersebut telah tercerai-berai ke berbagai belahan jagat raya setelah penyerbuan Zangyack, Ahim tetap ingin mempertahankan kebanggaan atas planet tersebut. Dengan bergabung bersama para bajak laut yang menentang Zangyack, Ahim tahu kalau wajahnya pun akan terpampang di poster sebagai buronan Zangyack. Ia dengan sengaja ingin membiarkan wajahnya dipajang di poster sebagai bukti kalau ia masih hidup dan akan terus bertarung menghadapi Zangyack. Logikanya mungkin sedikit aneh, tapi Ahim jelas punya caranya sendiri untuk mewujudkan rencana balas dendamnya. Yes, she is, indeed, not your ordinary Princess.

Episode yang disiapkan bagi Ahim ini juga memiliki berbagai adegan kenangan akan Ahim dari Marvelous, Joe, Luka, dan Don. Dan bagi keempatnya, Ahim adalah sosok yang tak tergantikan karena mampu membawa kedamaian kepada empat orang yang sering ribut sebelum Ahim bergabung dengan mereka. 🙂

Sama seperti episode yang menampilkan kisah masa lalu Luka, adegan battle dalam episode kali ini juga diiringi lagu “Pirates Girls” yang dibawakan oleh Gojo Mayumi dan Sister MAYO. Adegan pertempuran menghadapi Zatsurigu pun dibuat dengan (benar-benar) menampilkan Ahim sebagai karakter utama. Kali ini, Ahim ‘berganti-ganti’ pasangan dengan kelima bajak laut lainnya untuk mengalahkan Zatsurigu. Bersama Gai, ia berubah menjadi Go-on Wings. Setelahnya, ia dan Don berubah menjadi Gouraiger. Setelah itu, ia berubah menjadi Gosei Pink bersama dengan Luka yang berubah menjadi Gosei Yellow. Giliran berikutnya, ia berubah menjadi Deka Swan sedangkan Joe berubah menjadi Deka Master. Terakhir, Ahim dan Marvelous sama-sama berubah menjadi Shinken Red. Sungguh adegan yang brilian. Seakan masih belum cukup, kali ini Ahim yang dipercaya untuk menghabisi Zatsurigu dengan menggunakan Gokai Galleon Buster. Ketika Ranger Key Gokai Pink dimasukkan ke dalam slot, suara yang terdengar adalah… Pink Charge!!

Judul episode ini, “Nakushitakunai Mono” atau yang berarti Something I Don’t Want To Lose, di luar dugaan, ternyata berhubungan dengan keinginan Marvelous dan yang lainnya, bukan keinginan Ahim. Bagi Marvelous dan rekan-rekannya, senyuman Ahim merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena itulah, mereka tidak ingin kehilangan senyuman tersebut.

Terlepas dari berbagai hal yang sudah sebelumnya sudah saya sebutkan secara random… bahkan kelewat random dan rasanya malah mengacaukan ulasan ini, fokus dari episode ini adalah Ahim, pertalian yang lahir di antara dirinya dengan para bajak laut lainnya, serta posisinya di dalam Gokaiger. Dan selain menampilkan drama yang ditulis secara memikat, episode ini juga dibumbui dengan sedikit humor ringan yang menyegarkan dan (mungkin) sedikit gila di bagian awalnya. Dibandingkan dengan episode yang berkisah tentang masa lalu Luka, saya jelas lebih memilih episode ini. Bukan karena saya tidak menyukai Luka, tapi karena episode ini memang lebih menarik dibandingkan episode tentang masa lalu Luka.

My score for this episode: A+.

Create a free website or blog at WordPress.com.